Properti | Nilai |
Judul | Pengolahan Air Limbah Budidaya Berbasis IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) Menggunakan Constructed Treatment Wetland – Surface Flow System |
Penulis | Evi Susanti*1 , Sari Wulandari2 , Cynthia Henny1 , Irma Melati1 |
Jenis Terbitan | PROSIDING |
Nama Terbitan | Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-1V MLI |
Tanggal Konferensi | 30 Agustus 2019 |
Volume/No/Halaman | 4/0/385 |
Kota Penerbit | Bogor, Indonesia |
Abstrak | Air limbah IMTA yang dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan di Pusat Penelitian
Limnologi memiliki karakteristik limbah dengan konsentrasi nitrogen dan fosfor
yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya ledakan populasi mikroalga
Cyanobacteria dari jenis Microcystis aeruginosa dan Oscillatoria sp pada air kolam
budidaya tersebut. Salah satu teknologi alternatif yang dapat diaplikasikan untuk
mengolah air limbah budidaya tersebut adalah sistem constructed treatment
wetlands (CTWs) yang diuji menggunakan tumbuhan air Heliconia sp dan Cyperus
sp. CTWs merupakan kombinasi pengolahan biofilter dan fitoteknologi. Penelitian
ini bertujuan untuk menurunkan konsentrasi nitrogen, fosfor dan TSS air limbah
budidaya IMTA. CTWs yang digunakan adalah tipe aliran permukaan (surface flow
system - SFS) yang dilengkapi dengan kolam trickling filter. Kolam CTWs
memiliki dimensi dengan diameter 2,00 m2
dan kedalaman 0,55 m yang berisi
media kerikil 1,884 m3
, pasir 1,256 m3
dan tanah 0,314 m3
. Kolam trickling filter
berisi batu kerikil dengan dimensi 2,00 x 1,00 m2
dan kedalaman 0,50 m. Waktu
tinggal air limbah pada sistem berkisar antara 4 – 6 hari. Pengamatan dilakukan
setiap 7 hari meliputi parameter fisika kimia air serta pengukuran jumlah bakteri
pada akar setiap 30 hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kolam trickling
filter mampu menurunkan kandungan total nitrogen, total fosfor dan fosfat rata-rata
sebesar 22,1%, 36,04% dan 61,16%. Penurunan konsentrasi total nitrogen pada
kolam Heliconia sp sebesar 36,54 – 57,95% dan 44,12 – 76,87% pada kolam
Cyperus sp, dengan beban pencemar yang masuk pada sistem CTWs berkisar antara
28,3 – 35,3 mg–TN/L. Efisiensi penyisihan fosfat berkisar antara 90,58 – 96,98%
pada kolam Heliconia sp dan 94,71– 97,17% pada kolam Cyperus sp, dengan beban
masukan hingga 1,33 mg-PO4
3-
/L. Berdasarkan uji bakteri diperoleh jumlah bakteri
heterotrof pada akar Cyperus sp lebih tinggi dibandingkan pada akar Heliconia sp,
hal ini yang menyebabkan penyisihan nitrogen pada kolam Cyperus sp lebih tinggi
dibandingkan pada kolam Heliconia sp. TSS mengalami penurunan pada kolam
trickling filter, Heliconia sp dan Cyperus sp berturut-turut hingga 78,3%, 66% dan
84%.
Kata kunci: CTWs, SFS, Heliconia sp, Cyperus sp, IMTA |
« Kembali