Secara terminology Bio-Floc berasal dari dua suku kata yaitu “bioâ€yang berarti biologi atau hidup dan “floc†yang bearti gumpalan.
Bio-floc adalah flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan
mikroorganisme hidup yang melayang-layang di air. Teknologi Bio-flok adalah teknologi
yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok. Pembentukan bioflok ini terbentuk tidak
secara tiba-tiba, tapi terbentuk dalam kondisi lingkungan tertentu.
Dalam sistem budidaya unsur Karbo (C), Nitrogen (N) dan Posfor (P) dalam tubuh ikan atau udang yang
merupakan cerminan pakan ikan atau udang, rata-rata 13%, 29% dan 16%, namun jumlahnya
sangat sedikit dalam tubuh, karena ternyata pakan yang dimakan oleh ikan hanya
20%-30%, artinya tersisa 70%-80% dalam kolam atau sedimen. Sisa 70%-80% inilah
yang dapat menyebabkan sumber penyakit, kualitas air menurun sehingga pertumbuhan
ikan kurang maksimal. Apabila kita mampu mengolah sisa 70% tersebut maka kita mampu memberikan lingkungan
yang terbaik untuk pertumbuhan ikan. Beberapa teknik pengelolaan sisa kotoran
dan pakan dapat menggunakan sistem sirkulasi, sistem penyedotan, sistem probiotik dan yang akan
kami gunakan yaitu sistem bioflok.
Sistem bioflok dapat mengurangi penggantian air karena k terdapat proses siklus “auto pemurnian air yang akan merubah sisa
pakan dan kotoran gas beracun seperti ammonia dan nitrit menjadi senyawa yang
tidak berbahaya. Dengan meminimalkan penggantian air maka peluang masuknya bibit penyakit dari luar dapat berkurang. Penggantian
air biasanya hanya dilakukan untuk mengganti air yang menguap atau perembesan.
Sistem bioflok lebih stabil dibandingkan dengan sistem probiotik biasa dikarenakan
bioflok merupakan bakteri yang tidak berdiri sendiri, melainkan berbentuk flok
atau kumpulan beberapa bakteri pembentuk flok yang saling bersinergi. Sedangkan
sistem probiotik biasa bakteri yang ada di tambak merupakan sel-sel baktei yang
berdiri sendiri secara terpisah di air, sehingga apabila ada gangguan lingkungan
atau gangguan bakteri lain maka bakteri akan cepat kolaps.
Pada budidaya ikan lele penerapan sistem bioflok akan mengurangi pergantian air
dalam sistem budidaya sehingga teknlogi ini ramah lingkungan. Pakan yang digunakan
pun menjadi lebih sedikit ketimbang sistem konvensional lain. Manfaat dan keuntungan
sistem bioflok antara lain: menghemat pakan pellet, FCR dapat mencapai 0,8-0,7,
pertumbuhan ikan lele lebih seragam dan rampang, selama kegiatan budidaya tidak ada penyortiran, pertumbuhan ikan lebih optimal
dengan jangka waktu panen yang lebih cepat, padat tebar benih lebih tinggi, berkisar
500-1.000 ekor per m3., ikan sehat dan gesit serta dapat mengurangi hama/penyakit
ikan. Selain manfaat tersebut beberapa keuntungan lain dari sistem bioflok , adalah
dapat menghemat lahan, karena padat tebar tinggi, tampilan kolam lebih indah,
terutama jika menggunakan kolam bundar, manajemen pakan, air dan tata letak lebih
mudah, tidak serumit kolam tanah dan waktu pemberian pakan lebih efisien sehari
hanya dua kali.
(nidejovi)