Cibinong, Humas BRIN. Tak hanya pakar di bidang Teknik Lingkungan di Pusat Riset
Limnologi dan Sumber Daya Air - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof.
Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc. juga memperhatikan perkembangan dunia digital
khususnya kepemimpinan digital nasional. Selain masih menjabat sebagai Direktur
Eksekutif APCE – UNESCO C2C, saat ini dirinya adalah Ketua Umum Asosiasi Pemimpin
Digital Indonesia (APDI).
“APDI merupakan respon terhadap kebutuhan kepemimpinan digital nasional. Setahun
terakhir ini menjadi konsen penting Presiden Joko Widodo. Bahkan, kita harus melakukan
lompatan-lompatan cukup signifikan untuk mengejar ketertinggalan. Kita harus bergerak
cepat dengan memanfaatkan era yang sekarang ini. Inilah yang menjadi alasan APDI
lahir di bawah arahan, pembinaan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk
mewadahi struktur dan SDM para pemimpin digital di Indonesia,” ungkap Ignas pada
acara Webinar Nasional bertema “Tranformasi Digital Menuju Layanan Kesehatan Prima
di Indonesia”, pada Kamis (14/4).
Ignas Sutapa menjelaskan bahwa Visi APDI yaitu menjadi mitra utama pemerintah
dan badan usaha dalam percepatan transformasi dan inovasi digital untuk mencapai
tujuan pembangunan nasional dengan nilai-nilai integritas profesional dan kolaboratif
berdasarkan Pancasila. Sedangkan empat Misi APDI adalah: pertama, membangun sistem
dan organisasi untuk mendukung pengembangan kepemimpinan digital. Kedua, mengembangkan
platform untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis digital. Ketiga,
membangun kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan
ekonomi digital. Keempat, menciptakan kemampuan tranformasi dan inovasi digital
yang berkelanjutan, berdaya saing, berwawasan lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat,”
jelasnya
Sementara tujuan APDI yaitu menjadi mitra utama pemerintah dan badan usaha dalam
pembangunan ekonomi digital nasional yang berdaya saing di tingkat global, memberikan
kontribusi dalam formulasi kebijakan dan strategi untuk tranformasi dan inovasi
digital nasional serta menjadi wadah untuk pembentukan pembinaan, pengembangan,
representasi dan advokasi pemimpin digital secara berkelanjutan.
Ignas menyampaikan tiga fokus utama yang menjadi catatan Presiden, yakni mengalami transformasi digital yang terdiri dari: pertama, terkait kebijakan dan regulasi
sering terlambat menjadi panduan dan rujukan bagi semua pihak di dalam menjalankan
aktivitas itu perlu di percepat. Kedua, aspek teknologi adalah sistem teknologi
dan inovasi dalam tranformasi digital di semua sektor. Ketiga, proses bisnis dan
alur sistem birokrasi yang semakin sederhana, efektif dan efisien ke depan.
Ignas menerangkan bahwa ada enam belas sektor yang membutuhkan sentuhan informasi
digital salah satunya terkait dengan kesehatan dan farmasi diselenggarakan pada
webinar seri pertama APDI kali ini. Di luar itu masih ada 15 sektor lain misalnya
goverments relations, regulation, education, green economy, smart logistic, tourism
dan hospitality dll. “Kita mengidentifikasi sektor-sektor mana saja yang perlu
mendapatkan sentuhan transformasi digital agar kita bisa segera mengejar ketertinggalan
yang ada,“ tuturnya
Ignas mengungkapkan bagaimana strategi penguatan digital. “Kondisi hari ini teknologi
digital telah merubah suasana politik, bisnis, ekonomi dan masyarakat serta pola
kehidupan kita sehari-hari, menciptakan serangkaian tantangan baru yang luas.
Dalam masyarakat digital sekarang ini apa yang tidak diketahui bahkan sama pentingnya apa yang tidak diketahui. Sehingga,
para pemimpin harus mengetahui batas-batasnya dan mengetahui bagaimana memperoleh
pengetahuan yang hilang,” sambungnya.
Diakhir pemaparan, Ignas Sutapa menyampaikan tiga aspek strategi penguatan kepemimpinan
digital kedepan yaitu pertama, literasi dan kapabilitas yakni penguatan literasi
dan kapabilitas SDM sebagai modal dan langkah awal untuk mempersiapkan kepemimpinan
digital yang kompeten dan mumpuni. Kedua, networking yakni pengembangan dan penguatan
jejaring yang merupakan modal kapital penting untuk memperluas cakupan dalam berbagai
aspek dan bidang. Ketiga, pendekatan baru yaitu paradigma dan pendekatan baru
dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring berbasis sistem dan inovasi
digital untuk mencapai tujuan yang di harapkan,” tutupnya.
Sebagai informasi webinar dibuka pula oleh Setiadji, S.T., M.Si. (Staf Ahli/
Head of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan) dan Dr. R. Niken
Widiastuti, M.Si. (Staff Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika). Tiga narasumber
yang kompeten turut hadir yakni Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D. (Direktur
Utama BPJS Kesehatan), Letjen. dr. Budi Sulistya, Sp.THT, MARS. (Kepala RSPAD),
dan Apt. Arie G. Suhendi, S.Si., M.M. (Direktur Farmalab Indoutama). (shf ed.
sl)